Jayapura, 10/2/2023, Balai Besar MKG Wilayah V bekerja sama dengan Pemerintah  Daerah Provinsi Papua menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi di Hotel Horison Kotaraja. Turut hadir dalam acara tersebut, Sekertaris Utama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Ir. Dwi Budi Sutrisno, Plh, Gubernur Papua Dr. Mohammad Ridwan Rumasukun, Kepala Balai Besar MKG Wilayah V Yustus Rumakiek, S.Si, dan Seluruh Kepala UPT Stasiun Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Lingkungan Balai Besar MKG Wilayah V , serta unsur TNI, Polri, serta BPBD Jayapura.
"Gempabumi tidak bisa dicegah karena ini salah satu bencana alam yang menjadi bagian dari kehidupan kita, namun yang dapat dicegah adalah jatuhnya korban jiwa ataupun kerugian sosial ekonomi. Hal inilah yang menjadi goal Sekolah Lapang Geofisika (SLG), khususnya untuk mitigasi Gempabumi dan Tsunami," Dwi Budi Sutrisno
Maka SLG tersebut bertujuan untuk merekrut agen BMKG sebagai bentuk perpanjangan tangan informasi BMKG kepada masyarakat dan meningkatkan pemahaman serta membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempabumi dan tsunami yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi.
Selain membangun sikap dan budaya tangguh terhadap gempabumi dan tsunami bagi masyarakat dan sekolah yang berada di wilayah rawan gempabumi dan tsunami, SLG juga bertujuan untuk menguatkan koordinasi antara Balai Besar MKG Wilayah V sebagai perpanjangan tangan BMKG Pusat dengan berbagai pihak terkait di daerah, serta menguatkan peran BPBD, TNI, POLRI, sebagai simpul utama rantai komunikasi di daerah dalam memberikan informasi dan arahan yang benar kepada masyarakat dan SKPD terkait peringatan dini tsunami.
"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan seluruh komponen masyarakat paham dan mampu melakukan penyelamatan diri terhadap bencana gempabumi dan tsunami, sehingga minim risiko korban jiwa maupun korban materiil," ujar Dwi Budi Sutrisno.
Lebih lanjut Dwi Budi Sutrisno mengatakan, latihan evakuasi mandiri juga perlu rutin dan lebih sering dilakukan agar masyarakat lebih cekatan dan sigap dalam menyelamatkan diri, dan pemerintah menyiapkan sarana dan prasarananya. Maka perlu kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, dimana masyarakat perlu menyiapkan peta jalur evakuasi tingkat desa, rencana kontijensi dan penguatan tim siaga bencana di desa setempat yang rawan tsunami.
Plh, Gubernur Papua Dr. Mohammad Ridwan Rumasukun. mengatakan, konsekuensi berada di wilayah rawan bencana adalah harus lebih waspada dengan menyiapkan pengurangan risiko bencana."Gempa juga dapat berdampak pada bencana ikutan lainnya seperti tsunami, tanah longsor, kebakaran dan kecelakaan industri,"Latihan-latihan, simulasi dan sosialisasi harus terus dilakukan sehingga masyarakat sudah memahami jika terjadi tsunami apa yang harus dilakukan, termasuk menyiapkan rencana evakuasi di level desa dan kelurahan yang rawan tsunami," katanya.
Pencegahan untuk jangka panjang dilakukan dengan mitigasi bencana baik secara struktural maupun kultural, memperkuat Ditrik - Distrik di daerah rawan tsunami dengan menjadi Distrik tangguh bencana, Masyarakat diajak terlibat langsung memetakan daerah rawan tsunami, letak titik kumpul dan diharapkan setiap rumah punya rencana evakuasi masing-masing yang diselaraskan dengan rencana kontijensi.
Sementara itu Kepala Balai Besar MKG Wilayah V, Yustus Rumakiek, S.Si menyampaikan untuk Penguatan Sistem Informasi dan Peringatan Dini Tsunami di Kawasan Kota Jayapura dan sekitarnya, BMKG dan Pemerintah Daerah Provinsai Papua bekerja sama untuk Memasang Sirine Peringatan dini Tsunami di Sepanjang garis pantai Jayapura.
Kepala Balai Besar MKG Wilayah V, Yustus Rumakiek, S.Si menjelaskan pula bahwa sebelumnya Balai Besar MKG Wilayah V bersama UPT BMKG dikota Jayapura dan Kabupaten Jayapura telah melaksanakan rangkaian kegiatan Sosialisasi Edukasi Bencana Geohidrometeorologi selama 4 hari di 3 lokasi yaitu : tanggal 24 dan 25 januari 2023 dilaksanakan di Kota Jayapura, 26 Januarai 2023 di laksanakan di kabupaten jayapura, 31 januari 2023 dilaksanakan di Kabupaten Kerom. Dan   kegiatan SLG di Kota Jayapura dilaksanakan selama satu hari pada 10 Februari dengan total peserta sebanyak   40 orang.
Kegiatan diisi dengan kegiatan penguatan pemahaman oleh Para Narasumber dari BMKG, serta dilengkapi dengan Kegiatan Simulasi Tanggap Darurat Gempabumi dan Tsunami di Wilayah Kota Jayapura. Simulasi tersebut dilakukan baik berada di dalam ruangan melalui Table Top Exercise( TTX ) dan juga di lapangan.