ROUNDTABLE MEETING

UPAYA KESIAPSIAGAAN BENCANA SECARA INKLUSIF DI PAPUA

Pada Rabu, 07 Juli 2022, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura mengadakan diskusi Rountable Meeting “Upaya Kesiapsiagaan Bencana Secara Inklusif di Papua” yang diadakan secara virtual terkait mitigasi bencana melalui proyek “AWAKE” (Awareness and Knowledge about Early-warning). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan HMKG (Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) yang ke - 75 dengan melibatkan stakeholder dan lembaga – lembaga yang peduli dengan kesiapsiagaan yang inklusif.  TIM AWAKE berawal dari kompetisi yang diadakan secara internasional oleh World Meteorological Organization dan dinyatakan sebagai pemenang sehingga selanjutnya perlu adanya implementasi yaitu berupa peningkatan pelayanan informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melalui proyek AWAKE terhadap masyarakat dan kelompok rentan. Proyek AWAKE memberikan edukasi yang bersifat inklusif dan berfokus pada peningkatan kesiapsiagaan serta kemampuan individu untuk merespon peringatan terhadap bencana hidrometeorologi dengan tepat. Sasaran dari projek AWAKE adalah kelompok rentan yang terdiri atas anak – anak (7 – 15 tahun) dan penyandang disabilitas.

Dalam Kegiatan ini mengundang Bapak Guswanto selaku Deputi Bidang Meteorologi sebagai keynote speaker serta  Ramesh Tripati selaku perwakilan dari World Meteorological Organization dan Bapak Hendro Nugroho, ST,M.Si selaku kepala BBMKG Wilayah V sebagai support statement. Selain itu, dalam kegiatan ini juga mengundang Paminto Widodo selaku perwakilan dari Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah, Keliopas Moay selaku perwakilan dari Yayasan Rakat Papua Tangguh, Asri Anggraeni selaku perwakilan dari aktivis tuli, Ngurah Agung selaku perwakilan dari Wahana Visi Indonesia, Afandy Rumbara selaku perwakilan dari Panti Sosial Bina Netra Biak sebagai Panelis. Kegiatan ini bertujuan untuk menyetarakan pemahaman yang lebih komprehensif selaku perwakilan dari upaya mewujudkan kesiapsiagaan bencana secara inklusif untuk kelompok rentan yaitu anak – anak dan penyandang disabilitas.

Dalam sambutannya, besar harapan bapak kepala BBMKG Wilayah V agar kedepannya kelompok rentan tersebut mampu melindungi diri sendiri tanpa menunggu bantuan dari orang lain saat bencana terjadi. Adapun hasil diskusi yang didapatkan dari pertemuan tersebut adalah agar semua orang berhak untuk selamat, dimana kesiapsiagaan bencana bukan hanya tentang terjaminnya ketersediaan informasi tentang peringatan dini bencana, tapi juga akses mendapatkan informasi, sudah saatnya kita mulai menjadikan anak dan para penyandang disabilitas bukan sebatas objek, tapi juga subjek yang dilibatkan dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana, kemudian perlu adanya kolaborasi Penta Helix atau kolaborasi antara kelima sektor dalam masyarakat berperan penting dalam mewujudkan sistem peringatan dini bencana yang ideal. Pada intinya, Proyek Awake mendapat sambutan baik dan dianggap sebagai tanda pegerakan inklusif dalam tindakan penanggulangan risiko bencana.